Friday, June 28, 2019

Dicoret dari Liga Europa ialah Pucuk Derita AC Milan

Dicoret dari Liga Europa ialah Pucuk Derita AC Milan




Hanya Real Madrid yang dapat menandingi sukses AC Milan di Liga Champions. Tetapi waktu ticket ke persaingan paling atas Eropa itu susah didapatkan, Rossoneri justru dicoret dari Liga Europa.

Dengan tujuh gelar dipunya, AC Milan cuma kalah sukses oleh Real Madrid (13) di arena Liga Champions. Rossoneri memang (sudah pernah) demikian perkasa di Liga Champions, hingga mereka mengaku punyai DNA Eropa.

Tetapi kejayaan Milan sekarang hampir tidak bersisa . Club itu dalam seputar satu dasawarsa paling akhir mandeg, jika tidak ingin disebut berjalan mundur.

Bahkan juga semenjak Silvio Berlusconi masih duduk di bangku presiden, Milan telah tunjukkan pertanda meredup. Aspek terpentingnya ialah keadaan finansial - fakta sama yang membuat UEFA putuskan mencoret Milan dari Liga Europa beberapa saat kemarin.

Berlusconi, lewat perusahaan Fininvest, menggenggam penuh kendali AC Milan. Bekas perdana mentri Italia itu sebetulnya royal menyuntikkan dana buat Diavolo Rosso. Tetapi waktu kritis ekonomi menghajar Italia pada 2007, kondisinya beralih.

Berlusconi sebetulnya masih jadi orang paling kaya di Italia saat itu. Tetapi ia tidak dapat jor-joran memberikan dana. Keadaan itu diperburuk dengan ketetapannya maju kembali dalam penyalonan Pertama Menteri di tahun 2013, yang selesai dengan kegagalan.

Tahun 2013 jadi periode suram untuk Berlusconi (serta Milan). Berlusconi dikatakan bersalah dalam masalah penggelapan pajak, serta hadapi tuntutan hukum sejumlah 560 ribu euro yang diperuntukkan ke Fininvest. Ini membuat keadaan keuangannya limbung.

Walau sebenarnya di tahun itu Milan telah dalam keadaan mencemaskan. Satu tahun awalnya berlangsung eksodus besar. Gianluca Zambrotta, Alessandro Nesta, Gennaro Gattuso, Mark van Bommel, Clarence Seedorf tinggalkan San Siro dengan gratis. Lalu pemain bintang, Zlatan Ibrahimovic, Thiago Silva serta Alexandre Pato, satu-satu pergi.

Waktu Berlusconi putuskan melepas pemilikan Milan pada entrepreneur China, Yonghong Li serta Han Li di 2017, ada keinginan jika keadaan club akan lebih baik.

Milan beli beberapa pemain saat itu. Leonardo Bonucci, Andre Silva, Hakan Calhanoglu, Mateo Musacchio serta Lucas Biglia ialah beberapa pemain yang dibelanjakan Milan, dimana keseluruhan pengeluaran mereka musim itu sampai 146 juta pound sterling.

Milan sukses memenangkan Piala Super Italia, serta kembali pada persaingan Eropa (Liga Europa) sesudah mangkir tiga tahun. Sayangnya itu tidak tahan lama.

Yonghong Li nyatanya beli Milan memakai dana yang ia bisa dengan utang. Ketakmampuannya membayar angsuran utang membuat AC Milan diambil alih oleh Elliot Morgan Corporation.

Kegagalan Milan mengambil langkah jauh di beberapa persaingan yang mereka turuti meningkatkan jelek keadaan keuangan club. Kompensasi yang mereka bisa dari kejuaraan-kejuaraan itu sedikit, juga demikian uang dari hak siar. Milan minim pemasukan.

San Siro seringkali kosong waktu Gialuigi Donnarumma dkk main di kandang. Ditambah lagi, tidak seperti Juventus yang punyai stadion sendiri, Milan masih menumpang. Kemauan Milan mempunyai stadion masih hanya mimpi, yang mungkin akan terjadi pada 2026.

Hingga saat itu hadir, AC Milan harus berusaha melakukan perbaikan keadaan keuangannya....jika tidak ingin terlewatkan serta hanya jadi narasi kejayaan waktu dulu.

No comments:

Post a Comment